Senin, 09 April 2012

Hakikat Pendidikan

HAKIKAT  PENDIDIKAN
A.    PENGERTIAN PENDIDIKAN

Dalam arti sederhana pendidikan sering di artikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya , istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa atau agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya , pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

Kenyataannya, pengertian pendidikan ini selalu mengalami perkembangan, meskipun secara esensial tidak jauh berbeda. Berikut ini akan dikemukakan sejumlah pengertian yang di berikan oleh para ahli (pendidikan).

1.      Langgeveld
Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepatnya membentk anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

2.      John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah  alam dan sesame manusia.

3.      J. J Rousseau
Pendidikan adlaah member kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.

4.      Driyarkara
Pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan manusia muda ke taraf insani.

5.      Carter  V. Good
Pendidikan ialah :
a.       Seni, praktik, atau profesi sebagai pengajar,
b.      Ilmu yang sistematik atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode pengajaran, pengawasan dan bimbingan murid, dalam arti luas di gantikan dengan istilah pendidikan

6.      Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah : bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Unsur-unsur yang terdapat dalam pendidikan dalam hal ini adalah :
a.       Usaha (kegiatan), usaha itu bersifat bimbingan (pertolongan atau pimpinan) dan dilakukan secara sadar,
b.      Pada pendidik, pembimbing, atau penolonmg,
c.       Ada yang di didik atau terdidik,
d.      Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan,
e.       Dalam usaha itu tertentu ada alat-alat yang di pergunakan.

7.      Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tigginya.

8.      Menurut Undang-Undang no 2 Tahun 1989,
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran ,dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan dating.
9.      Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003
Pendidikan ad alah usaha sadar dan terancam untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan aklhak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negera.
Dari beberapa pengertian atau batasan pendidikan yang di berikan para ahli tersebut, meskipun berbeda secara redaksinal, namun secara esensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor- faktor yang di dalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur- unsure seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya.
B.     TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan berlansung dalam suatu proses panjang yang pada akhirnya mencapai tujuan umum atau akhir, yaitu kedewasaan atau pribadi dewasa susila. Tujuannya yang bersifat umum ini akan dicapaikan melalui percapaian tujuan-tujuan dekat.
Seorang ahli pendidikan, Langeveld mengemukakan macam-macam tujuan pendidikan, yaitu tujuan umum / akhir atu lengkap / total, tujuan khusus tujuan tak lengkap, tujuan sementara, tujuan insindentil dan tujuan intermediel.
Berikut ini akan dikemukakan secara singkat tentang tujuan-tujuan tersebut satu persatu secara hierarki:
1.      Tujuan umum
Tujuan umum ini merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan.
2.      Tujuan khusus
Tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan umum di atas dasar beberapa hal, di antaranya :

a.       Terdapatnya perbedaan indifidual anak didik.
b.      Perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat
c.       Perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan,
d.      Perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup suatu bangsa.

3.      Tujuan Tak lengkap
Tujuan tak lengkap ini adalah tujuan yang hanya mencakup dari satu aspek kepribadian.

4.      Tujuan Sementara
Perjalanan untuk mencapai tujuan umum tidak dapat di capai sekaligus, karenanya perlu ditempuh setingkat demi setingkat. Tingkatan yang diupayakan untuk menunjukkan tujuan akhir itulah yang dimaksud dengan tujuan sementara.

5.      Tujuan Insindentil
Tujuan insindentil ini merupakan tujuan yang bersifat sesaat karena adanya situasi yang terjadi secara kebetulan, kendatipun demikian, tujuan ini tidak terlepas dari tujuan umum.

6.      Tujuan Intermedia
Tujuan intermedia ini di sebut juga tujuan perantara, merupakan tujuan yang dilihat sebagai alat dan harus dicapai lebih dahulu demi kelancaran pendidikan selanjutnya.
Kemudian, dalam hubungannya dengan hierarki tujuan pendidikan di bedakan atas macam-macam tujuan yaitu :
1.      Tujuan Nasional
Tujuan nasional ini merupakan tujuan umum pendidikan nasional yang didalamnya terkandung rumusan kualifikasi umum yang diharapkan dimiliki oleh setiap warga negara setelah mengikuti dan menyelesaikan program pendidikan nasional tertentu.

2.      Tujuan Institusional
Tujuan ini merupakan tujuan lembaga pendidikan sebagai pengkhususan dari tujuan umum, yang berisi kualifikasi yang di harapkan di peroleh anak setalah menyelesaikan studinya di lembaga pendidikan tertentu.

3.      Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler adalah penjabaran dari tujuan institusional, yang berisi kualifikasi yang di harapkan dimiliki oleh si terdidik setelah mengikuti program pengajaran dalam suatu bidang tertentu.

4.      Tujuan Instruksional
Rumusan tujuan ini merupakan pengkhususan dari tujuan kurikuler, dan dibedakan menjadi tujuan Instruksional Umum ( TIU ) DAN Tujuan Intruksional khusus (TIK).
Sementara itu, tujuan instruksional khusus (TIK) merupakan penjabaran lebih lanjut dari TIU, berisi kualisifikasi yang di harapkan dimiliki anak didik setelah mengikuti penjabaran dalam sub pokok bahasa tertentu. TIK di rumuskan dengan menggunakan istilah yang operasional, dari sudut produk belajar dan tingkah laku anak didik serta di nyatakan dalam rumusan yang sangat khusus, sehingga tujuannya tersebut mudah di nilai, dan tidak menimbulkan salah penafsiran.
C.    LEMBAGA DAN PRAKTIK PENDIDIKAN (KELUARGA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT)
Lembaga pendidikan Indonesia dalam garis besar di bagi menjadi dua bagian yaitu :
1.      Lembaga pendidikan jalur sekolah.
a.       Lembaga pendidikan pra sekolah .
b.      Lembaga pendidikan dasar
c.       Lembaga pendidikan menengah
d.      Lembga pendidikan tinggi.

2.      Lembaga pendidikan jalur luar sekolah
a.       Lembaga pendidikan keluarga
b.      Lembag pendidikan di masyrakat.
Perbedaan utama kewajiban kedua lembag itu adalah : pada orientasi pendidikannya. Kalau lembaga pendidikan jalur sekolah berorientasi kepada pengembangan manusia Indonesia seutuhnya, mak lembaga pendidikan jalur luar sekolah mengutamakan pengembangan efeksi dan psikomotorik, yang sudah tertentu juga mengembangkan koneksi sebagai unsur penunjang.
Namun informasi yang diterima oleh orang tua berat sebelah informasi tentang pentingnya memberikan makanan yang bergizi kepada balita lebih banyak diterima di bandingkan dengan informasi tentang pentingnya memperlakukan anak-anak dengan baik. Buktinya kini semakin banyak anak sehat dan cerdas, tetapi masih banyak sekali anak-anak nakal yang membuat berbagai kerusuhan. Kenakalan ini di sebagian besar sebabkan oleh perlakuan lingkungan yang tidak benar, antara lain terlalu keras disiplin kaku, kurang diperhatikan, kurang kasih sayang, terlalu diberi kebebasan, dan sebagiannya.
Tentang pendidikan dalam masyarakat tampaknya sudah lebih maju dibanding dengan pendidikan dalam keluarga. Hal ini di sebabkan oleh berbagai hal. Ada program-program pendidikan di luar sekolah yang di setarakan dengan program pendidikan jalur sekolah, program yang di maksud adalah kejar paket A yang setara dengan program SD, kejar paket B yang setra dengan program SMP, dan kejar paket C yang setara dengan SMA.
Program yang lebih jelas mengarah kepada dunia usaha adalah program magang dan kursus. Pada program ini warga belajar bekerja sambil belajar di suatu perusahaan atau bengkel, tetapi tidak menerima bayaran. Praktek pendidikan ini sebagian besar hanya mengembangkan komisi peserta didik ditambah sejumlah psikomotor. Pengembangan apeksi hamper terabaikan. Hal ini mungkin bisa di cari pada penjelasan berikut ini:
1.      Peserta didik dan para orang tua ingin agar anak- anak dan pemuda naik kelas dan dapat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2.      Untuk maksud itu harus mengikuti tes dan ujian masuk.
3.      Alat evaluasi ini hampir semuanya mengukur kognisi.
4.      Maka sekolah-sekolah menekankan pendidikan pada pengembangan kognisi agar di senangi oleh masyarakat sebagai konsumennya.
5.      Sampai saat ini baru alat ukur kognisi yang bisa di kembangkan secara relative, efektif dan efisien, terutama sebagai alat ukur yang bersifat nasional.


D.     PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

Mc Ashan (1983) mendefinisikan system sebagai strategi yang menyeluruh atau rencana di komposisi oleh satu sel elemen, yang harmonis, merepresentasikan kesatuan unit, masing-masing elemen mempunyai tujuan sendiri yang berkaitan terurut dalam bentuk yang logis.

Dari uraian di atas dapat di kemukakan ciri-ciri umum suatu system sebagai berikut :
1.      Merupakan suatu kesatuan atau horistik
2.      Memiliki bagian-bagian-bagian tersusun sistematis dan berhierarki
3.      Bagian-bagian ini berelasi satu dengan yang lain
4.      Konsem terhadap konteks lingkungannya.
Sistem ini merupakan sebagai suatu strategis, cara berpikir, atau model berpikir. Ini berarti ada model berpikir system dan model berpikir nonsistem. Melaksanakan pendidikan agama secara system akan menekankan pada semua aspeknya secara berimbang seperti pemahaman, hafalan, penghayatan, tindakan sehari- hari, pergaulan masyarakat, dan sebagainya. Tetapi bila melaksanakannya dengan nonsistem, mungkin akan menekankan persembahyangan saja, hafalan saja dengan menomorduakan yang lain. Secara konsep berpikir secara system dipandang lebih baik daripada secara nonsistem dalam melaksanakan atau menyelesaikan masalah tertentu.
Ciri – ciri system terbuka adalah sebagai berikut : ( diilhami oleh Tanner, 1981 ).
1.      Mengimpor energy, matahari, dan informasi dari luar. Pendidikan akan mendatangkan pengajaran, uang, alat- alat belajar, para peserta didik, dan sebagainya dari luar lembangan pendidikan.  
2.      Memiliki pemroses. Pendidikan memproseskan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
3.      Menghasilkan otput atau mengekspros materi, energy, dan informasi.
4.      Merupakan kejadian yang berantai. Memproses input pendidikan (peserta didik). Merupakan kegiatan yang berulang-ulang dan berkaitan.
5.      Memiliki negative entropi, yaitu suatu usaha untuk menahan kepunahan dengan cara membuat impor lebih besar dari pada eksplor.
6.      Mempunyai alur informasi sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri.
7.      Ada kestabilan yang dinamis. Pendidikan selalu dinamis mencari yang baru, memperbaiki diri, memajukan diri, agar tidak ketinggalan zaman, malah berusaha, malah berusaha menyongsong zaman yang akan dating.
8.      Memiliki defeensasi, yaitu spesialisasi – spesialisasi . Dalam organisasi pendidikan ada bagian pengajaran, keungan dan kepergawaian, dan kesiswaan/ kemahasiswaan.
9.      Ada prinsip equifinalty, yaitu banyak jalan untuk mencapai tujuan yang sama. Para pendidik boleh berkreasi menciptakan cara- cara baru yang lebih baik dalam usaha memajukan pendidikan.
Pendidikan merupakan system terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan funngsinya dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan lingkungannya pendidikan berada di masysrakat ia adalah milik masyarakat. Itulah sebabnya pemerintah menegaskan bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung jawab pemerintah / sekolah, orang tua, dan masyrakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan adalah sebagai berikut :
1.      Filsafat negara
2.      Agama
3.      Sosial, yang mencakuppsikologi, peranan kelompok profesi, dan keamanan
4.      Kebudayaan, yang diartikan sebagai ilmu, teknologi, kesenian dan norma.
5.      Ekonomi yang mencakup keterampilan berfikir keterrampilan tangan, dan perkembangan ekonomi.
6.      Politik, yang mencakup idiologi, cita-cita, dan semangat kebangsaan.
7.      Demografi, terdiri dari perkembangan penduduk, penyebaran penduduk, dan kepadatan penduduk.

E.     IMPLIKASI KONSEP PENDIDIKAN
Sudah memahami tentang pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, lembaga beserta praktek pendidikannya, dan pendidikan sebagai system, maka dampak konsep pendidikan sebagai konsekuensinya adalah sebagai berikut :
1.      Semua tenaga pendidikan baik pada jalur sekolah maupun luar sekolah, yang mencakup :
a.       Manager atau administrator pendidikan,
b.      Pengawas pendidikan atau supervisor.
c.       Guru, dosen, ekspert dan narasumber,
d.      Tenaga penunjang akademik :
1.      Penelitian
2.      Pengembangan kurikulum
3.      Pustakawan
4.      Laboratorium
5.      Teknik sumber belajar.

2.      Ada tiga macam pendidikan yaitu :
a.       Pendidikan yang dipakai oleh masyarakat umumnya, yang tidak ilmiah, melainkan diwariskan secara turun- menurun.
b.      Teori umumnya pendidikan yang mirip dengan filsafat pendidikan, yang menekankan pada prinsip- prinsip mengajar atau didaktik atau PBM.
c.       Ilmu pendidikan, suatu pendidikan yang bersifat ilmiah, yang utuh sebagai satu kesatuan ilmu.

3.      Mendidik adalah semua upaya untuk membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi – pontesi lainnya secara optimal ke arah yang positif.

4.      Tujuan mendidik adalah membantu anak untuk mengembangkan semu pontensi jiwa dan jasmaninya secara berimbangan, harmonis, dan terintegrasi, sehingga menjadi manusia berkembang seutuhnya yang diwarnai oleh sila- sila pancasila. Pengembangan ini dimotori oleh pengembangan afeksi, yang bertujuan untuk peserta didik:
a.       Memiliki sikap suka belajar.
b.      Tahu tentang cara belajar
c.       Memiliki rasa percaya diri
d.      Mencintai prestasi tinggi
e.       Memiliki etos kerja
f.       Kreatif dan produktif
g.      Puas akan sukses yang dicapai.

5.      Pendidikan luar sekolah perlu diberi perhatian lebih banyak, sebab fungsinya tidak kalah penting dibandingkan dalam keluarga yang dikatakan pendidikan pertama dan utama, haruslah ditangani secara instensif.

6.      Untuk mengatasi praktek- praktek pendidikan yang bersumber dari konsep- konsep pendidikan luar negeri dan yang mengutamakan pengembangan kognisi, perlu segera dipikirkan untuk mewujudkan ilmu pendidikan yang bercorak Indonesia, yang cocok dengan georafis, budaya, dan cita- cita bangsa Indonesia, melalui penelitian- penelitian yang terorganisasi secara berkesinambungan.

7.      Pengembangan pendidik haruslah mengikuti dan menganti- sipasi suprasistemnya yaitu :
a.       Filsafat negara
b.      Agama
c.       Social
d.      Kebudayan
e.       Ekonomi
f.       Politik
g.      Demografi

8.      Penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan sebagai bagian terpenting dalam mensukseskan misi pendidikan. Hendaklah memakai konsep system atau dikerjakan dengan memandang hal itusebagai system. Sebab cara ini lebih menjamin keberhasilan dibandingkan dengan nonsistem.

KESIMPULAN
Dalam arti sederhana pendidikan sering di artikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya , istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa atau agar ia menjadi dewasa.
Ada tiga macam pendidikan yaitu :
1.      Pendidikan yang dipakai oleh masyarakat umumnya, yang tidak ilmiah, melainka diwariskan secara turun- menurun.
2.      Teori umumnya pendidikan yang mirip dengan filsafat pendidikan, yang menekankan pada prinsip- prinsip mengajar atau didaktik atau PBM.
3.      Ilmu pendidikan, suatu pendidikan yang bersifat ilmiah, yang utuh sebagai satu kesatuan ilmu.
Dari beberapa pengertian atau batasan pendidikan yang di berikan para ahli tersebut, meskipun berbeda secara redaksinal, namun secara esensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor- faktor yang di dalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur- unsure seperti pendidik, anak didik, tujuan, dan sebagainya.
Langeveld mengemukakan macam-macam tujuan pendidikan, yaitu tujuan umum / akhir atu lengkap / total, tujuan khusus tujuan tak lengkap, tujuan sementara, tujuan insindentil dan tujuan intermediel.
Tujuan mendidik adalah membantu anak untuk mengembangkan semu pontensi jiwa dan jasmaninya secara berimbangan, harmonis, dan terintegrasi, sehingga menjadi manusia berkembang seutuhnya yang diwarnai oleh sila- sila pancasila.



DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Made Pidarta, oktober 2000, LANDASAN KEPENDIDIKAN, Jakarta, PT. RINEKA CIPTA
Hasbullah, 1997, DASAR PENDIDIKAN, Jakarta, PT .RAJA GRAFINDO PERSADA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar