Minggu, 08 April 2012

contoh makalah sejarah pendidikan-@ikram caem.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar belakang masalah
Kehidupan manusia tiada terlepas dari sejarah kehidupan, karena dengan sejarah itu manusia dapat menjadikan tolak ukur untuk melakukan suatu tindakan dimasa sekarang, apakah baik atau sebaliknya, sehingga dapat menghasilkan hasil yang maksimal.
Sejarah adalah suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, yang merupakan bagian dari kehidupan manusia, sejarah itu diisi tergantung pada pembuat sejarah apakah diisi dengan tinta sejarah yang bermanfaat atau sebaliknya. Hingga sampai saat ini pun sebenarnya kita juga sedang membuat sejarah tentang kehidupan kita untuk generasi penerus kita baik itu untuk anak dan cucu kita dan semua orang yang terlibat dalam aktivitas kehidupan kita. Secara tidak langsung kita ada pada saat ini merupakan sejarah dari orang tua kita, orang tua kita ada dari orang tua kita sebelumnya dan begitulah seterusnya.
Peristiwa sejarah meliputi berbagai aktivitas manusia semua bidang manusia salah satunya adalah landasan sejarah dalam bidang pendidikan yang merupakan pembahasan makalah ini. Pendidikanmerupakan hasil sejarah orang – orang sebelum kita yang berjasa dalam bidang sejarah, oleh karena itu dengan adanya landasan sejarah pendidikan di masa lalu bisa dijadikan gambaran untukmelakukan pendidikan dimasa sekarang. Sehingga dalam pelaksannan pendidika dapat mengarah pada tujuan sebenarnya pendidikan itu.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang berkaitan dengan landasan sejarah pendidikan adalah:
a. Sejarah pendidikan dunia
b. Sejarah pendidikan indonesia
c. Masa perjuangan
d. Masa pembanguna
e. Dampak konsep pendikan

1.3. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang harus diskusikan dari mata kuliah landasan pendidikan di semester tiga jurusan Biologi. Selain itu juga untuk menambah pengatahuan kami mengenai masalah sejarah pendidikan sehingga kami bisa menjadikan baro meter sejarah tersebut untuk melaksanakan pendidikan sekarang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN SEJARAH

A. Sejarah pendidikan dunia
Umur sejarah pendidikan dunia sudah panjang sekali. Mulai dari zaman purba dan zaman yunani purba, kemudian zaman hellenisme tahun 150-500 SM, ke zaman pertengahan tahun 500-1500-an, zaman reformasi dan kontra reformasi pada tahun 1600-an. Sejarah pada zaman purba Pendidikan pada zaman ini belum banyak memberikan kontribusinya kepada pendidikan pada zaman sekarang. Oleh sebab itu pendidikan pada zaman-zaman ini diragukan. Sejarah Pendidikan pada zamanyunani purba dipengaruhi oleh ahli pendidiknya pada waktu itu seperti :
1. Plato ia memiliki tujuan dalam pendidikan itu
a. Membentuk warga negara secara teoritis dan praktis, untuk mengabdi pada negaranya oleh sebab itu pendidikan diselengaran oleh negara.
b. Membentuk manusia akal supaya manusia itu mempergunakan akalnya dengana bijaksana.
c. Membentuk manusia berkehendak yaitu manusia yang memiliki sifat- sifat keberanian
d. Membentuk manusia hasrat yaitu manusia yang memiliki rasa keinginan
2. Pyhtagioras ia memiliki tujuan pendidikan untuk membentuk manusia susila, karena menurutnya manusia sejak kecil itu mempunyai kecenderungan berbuat jahat oleh karena itu pendidikan diharapkan membawanya pada kesempurnaan.
3. Socrates pendidikan itu bertujuan untuk membawa manusia pada kebajikan karena adanya ilmu, ia berbeda pendapat dengan phitagoras yang menyatakan bahwa manusia itu memiliki kecenderungan berbuat jahat sejak kecil, justru menurut socrates manusia itu memiliki kecenderungan berbuat baik dan kebajikan dengan ilmunya.
4. Aristoteles berpendapat bahwa dalam pendidikan itu harus mngenal pembawaan dan kecenderungan anak, supaya ia mendapat bimbingan sebaik – baiknya, dengan latihan dan pembisaan untuk menanamkan kebaikan pada anak akan menambah pengetahuannya akan kebaikan itu.
Pendidikan yang mulai menunjukakn perbedaan eksistensinya dengan pendidikan sebelumnya adalah sejak zaman Realisme. Realisme menghendaki pikiran yang praktis.
Pendidikan di Abad ke-17 dimulai oleh
1. Prancis Bacon adalah tokoh pendidikan pada zaman Realisme ini yang pertama menggunakan metode induktif. Pendapat Bacon adalah sebagai berikut:
a. Dalam menemukan dan mengembangkan pengetahuan, pandanagan harus diarahkan kepada realita alam ini serta hal-hal praktis yang ada didalamnya.
b. Alam lingkungan adalah sumber pengetahuan yang bisa didapat lewat alap-alat indra.
c. Menggunakan metode berfikir induktif, yaitu mulai dari menemukan fakta-fakta khusus kemudian dianalisis sehingga menimbulkan simpulan.
d. Bila memungkinkan dapat mengembangkan pengetahuan denagan eksperimen-eksperimen.
e. Penggunaan bahasa daerah lebih diutamakan.
2.Johan Amos Comenius. Yang terkenal dengan bukunya:
1. Jangua Linguarum reserata atau pintu terbuka bagi bahasa,tahun 1631. adalah buku pelajaran bahasa, yaitu cara untuk memudahkan mempelajri bahasa latin, dengan jalan menuliskan bahasa latin pada sebelah kiri dan bahasa daerahnya disebelah kanan.
2. Orbic Pictus atau gambar dunia. Tahun 1651.
Adalah pelajaran bahasa yang menyempurnakan dengan memasukan gambar-gambar kedalamnya. Dengan cara ini anak-anak menjadi lebih mudah mempelajari bahasa latin itu.
3. Didactika Magna atau buku didaktik yang besar. Tahun 1632.
Merupakan buku yang menceritakan tentang didaktik atau cara mengajar. Comnesius menghendaki metode yang sesuai dengan perkembangan alamiah atau hukum-hukum alam, dengan cara:
a. Belajar melelui peragaan atau cari sendiri di alam terbuka dengan observasi atau penelitian sehingga anak-anak akan mendapat jawaban dari alam itu sendiri.
b. Pelajaran harus maju selangkah demi selangkah, dari yang mudah ke yang sukar.
c. ekspresi dengan kata merupakan hal yang penting untuk mengetahui apa yang telah mereka fahami.
Pada abad ke 18 berkembanglah paham rasionalisme aliran ini bertujuan memberikan kekuasaan bagi manusia untuk berfikir sendiri dan bertindak untuk dirinya. Karena latihan-latihan yang diperlukan untuk memperkuat akal atau resiko.
Dengan tokohnya :
1. John Locke.
Teorinya yang terkenal adalah teori tabularasa atau a blank sheet of paper. Mendidik adalah menulis kertas putih itu. manusia tidak mewarisi pengetahuan, tetapi pengetahuannya sendiri. Aufklarung adalah keadaan jiwa manusia setelah diterangi oleh intelek.
Proses belajar menurut Jhon Locke ada tiga langkah, yaitu:
a. Mengamati hal-hal yang ada diluar diri manusia.
b. Mengingat apa yang telah diamati dan dihafalkan.
c. Berfikir.
Selanjutnya pada abad ke-18 ini muncul pula aliran baru yaitu naturalis sebagai reaksi terhadap aliran rasionalis. Tokohnya
1. J.J Rousseau. Naturalisme menentang kehidupan yang tidak wajar sebagai akibat dari Rasionalisme, seperti gaya hidup yang diperhalus, cara hidup yang dibuat-buat, sampai dengan korupsi. Naturalisme menginginkan keseimbangan antara kekuatan rasio dengan hati. Pembaharuan pendidikan Rousseau menulis buku dengan judul Emile. Dituliskan kalimat inti dari maksud bukunya yaitu: segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia. Rousseau ingin kembali ke alam yang wajar, pendidikan alam, alamlah yang menjadi guru.
Menurut Rousseau ada tiga asas pengajar yaitu:
1. Asas pertumbuhan
2. Asas aktifitas
3. Asas individualis

Pada abad ke-19 Zaman developmentailisme, penganut aliran ini memandang proses pendidikan sebagai suatu perkembangan jiwa. Pendidikan adalah suatu proses perkembangan yang berlangsung dalam setiap individu. Tokoh-tokoh aliran ini ialah
1.Pestalozzi Tujuan pendidikan adalah meningkatkan derajat sosial seluruh umat manusia. Dengan mengembangkan semua aspek individualnya yaitu otak, tangan tangan dan hati mereka. Sesudah mengetahui hukum-hukum perkembangan anak, adalah menyediakan syarat-syarat tertentu agar kekuatan-kekuatan anak bisa berkembang dengan baik. Inilah merupakan hakikat pendidikan Pestalozzi.
2. Herbart yang menginginkan pembentukan manusia yang susila yang bermoral tinggi. Tujuan pendidikannya ialah membentuk watak susila, melaui pengembangan minat yang seluas-luasnya. Dasar teori pemikiran Herbert adalah psikologi asosiasi. Tanggapan yang jelas akan membuat hubungan atau asosiasi Herbartsering pula disebut Psikologi Tanggapan.
Ada lima langkah dalam proses belajar mengajar:
1. Persiapan
2. Presentasi
3. Asosiasi
4. Generalisasi
5. Aplikasi
3. Frobel bermaksud mengembangkakn semua kapasitas dan kekuatan yang laten pada anak-anak. Frobel yakin, anak-anak lahir berbekal potensi-potensi. Tujuan pendidikannya adalah mengembangkan semua potensi itu akan menjadi aktual.
Pendidikan probel adalah perkembangan yang diawasi. Titik berat pendidikannya adalah kreativitas. Artinya agar pendidikan anak berhasil dengan baik, dibutuhkan kreaifitas anak itu sendiri mengembangkan dirinya. Tujuan akhir pendidikan Frobel adalah mencapai integritas diri dengan alam atau kosmos ini, sesuai dengan kehendak Tuhan penciptanya.
Tokoh terakhir dari aliran developmental adalah Stanli Hall. Tujuan pendidikannya adalah mengembangkan semua kekuatan-kekuatan yang ada sehingga memperoleh keperibadian yang harmonis. Dari keempat pandangan tokoh pendidik developmentalisme ini dapat disarikan konsep-konsepnya sebagai berikut:
a. Mengaktualisasi semua potensi
b. Cara-cara untuk mewujudkan tujuan diatas
Zaman Nasionalisme pada abad selanjutnya sebagai upaya membentuk patriot-patriot bangsa, mempertahankan bangsa dari imperialisme, antara lain perang-perang yang dilakukanoleh Kisar Napoleon. Tokoh-tokohnya antara lain La Chalotais di Perancis, Fichte di Jerman, dan Jefferson di ameriak serikat. Tujuan pendidikan mereka adalah untuk menjaga, memperkuat, dan mempertinggi kedudukan negara. Yang diutamakan negara adalah:
1. Pendidikan sekuler
2. Pendidikan jasmani
3. Pendidikan kejuruan
Untuk mensukseskan pendidikan pendidikan-pendidikan tersebut:
1. Bahasa dan kesusastraan nasional
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Lagu-lagu kebangsaan
4. Sejarah negara
5. geografi Negara
6. Pendidikan jasmani
Di Jerman oleh Hitler, di Italia oleh Musolini, dimana pendidikan nasional juga digerakan diluar sekolah. Akibat negatif pendidikan ini adalah munculnya Chaufinisme di Jerman, yaitu kegilaan terhadap tanah air, yang menimbulkan bencana perang dunia I. Abad ke-19 ditandai oleh liberalisme dan positivisme. Bukti-bukti liberalisme antara lain sekolah sekolah dipakai untuk memperkuat kedudukan penguasa pemerintahan.yang banyak pengetahuan dialah yang berkuasa, yag mengarah ke individualisme.
Sebagai reaksi terhadap dampak liberalisme, positivisme, dan individualisme, munculah aliran sosial dalam pendidikan pada abad ke-20. tokoh-tokohnya ialah Paul Natorp dan george Kerchensteiner di Jerman serta John Dewey, di amerika serikat. Tokoh ini berpendapat masyakat mempunyai arti yang lebih esensial daripada individu. Buku-buku John Dewey yang terkenal dalah (1) The School and societi tentang tujuan sosial dan sekolah, dan (2) How The Think.Dewey berpendapat bahwa segala sesuatu harus ditimbang menurut kegunaan praktisnya bagi kehidupan sosial. Proses belajar mengajarnya mempunyai dua aspek:                  a. Aspek Psikologis
b. Aspek Sosiologis
Ahli pendidik lain yang juga terkenal pada abad ke-20 adalah Maria Montessori, Ovide Decroly, dan Hellen Parkurst. Montessori. Masa peka ini memberi dorongan untuk aktif sendiri. Sekolah perlu menyediakan bermacam-macam alat untuk:
1. Melatih fungsi motoris
2. Melatih fungsi sensoris
3. Belajar bahasa
Tokoh-tokohnya antara lain La Chalotais di Perancis, Fichte di Jerman, dan Jefferson di ameriak serikat. Tujuan pendidikan mereka adalah untuk menjaga, memperkuat, dan mempertinggi kedudukan negara. Yang diutamakan negara adalah:
a. Pendidikan sekuler
b. Pendidikan jasmani
c. Pendidikan kejuruan
Untuk mensukseskan pendidikan pendidikan-pendidikan tersebut:
a. Bahasa dan kesusastraan nasional
b. Pendidikan kewarganegaraan
c. Lagu-lagu kebangsaan
d. Sejarah negara
e. geografi Negara
f. Pendidikan jasmani
B. Sejarah pendidikan Indonesia
Pendidikan di Indonesia sudah ada sebelum negara Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan di Indonesia juga cukup panjang. Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan, ada tiga tokoh pendidik sekaligus pejuang kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan. Mereka membina anak-anak dan para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu adalah Mohamad Syafe’I, ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan.
a. Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS (IndonesischNederlandse School) di Sumatera Barat pada tahun 1926. Maksud utama Syafei adalah mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Tujuan pendidikan INS adalah :
b. Mendidik anak-anak ke arah hidup yang merdeka, melalui pendidikan hidup mandiri
c. Menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri, membina kemauan keras, dan membiasakan berani bertanggung jawab
d. Membiayai diri sendiri dengan semboyan cari sendiri dan kerja sendiri
e. Mengembangkan anak secara harmonis, yang mencakupasoek perasaan, kecerdasan, dan keterampilan
f. Mengembangkan sikap sosial
g. Menyesuaikan pendidikan
h. Membiasakan bekerja
Tokoh pendidik nasional berikutnya adalah Ki Hajar Dewantara, yang mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Dalam mempelajari Taman Sioswa akan di temui asa-asa Taman Siswa 1922 dan dasar-dasar Taman Siswa 1947. Pada tahun 1922 Taman Siswa bersikap “non-Cooperation”, tidak mau bekerja sama denagn penjajah bahkan diberi subsidi pun tidak bersedia. Setelah Indonesia merdek, maka asa Taman Siswa 1922 itu disesuaikan denagn perubahan tujuanperjuangan dan zama. Asas-asas Taman Siswa tahun 1922 adalah :
a. Kemerdekaan untuk mengatur diri sendiri
b. Asas kemerdekaan dalam cipta, karsa, dan karsa
c. Asas kebudayaan Indonesia sendiri
d. Asas kerakyatan
e. Asas kekuatan sendiri
f. Asas hidup di atas kaki sendiri
g. Asas mengabdi kepada anak
Asas diatas direvisi pada tahun 1947 menjadi dasar-dasar Taman Siswa. Ada lima dasar pendidikan, yaitu
(1) Kemerdekaan (4) Kodrat Alam
(2) Kebudayaan (5) Kebangsaan
(3) Kemanusiaan.
Isi kurikulum/rencana pelajaran Taman Siswa bersifat kultur nasional. Tiap-tiap mata pelajaran diberikan sebagai bagian dari peradaban bangs. Segala pelajaran harus dapat membangkitkan perasaan cinta kepada tanah air dan bangsa, itu dipentingkan nyanyian nasional, cerita pahlawan bangsa. Disamping pendidikan kecerdasan, dipentingkan juga pendidikan kesusilaan dan kebudayaan yang bersifat kebangsaan.
Tokoh ketiga adalah K.H. Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi agama Islam pada tahun 1912 di yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi pendidikan agama Islam.
Asas pendidikan Muhamdiyah adalah Islam, berpedoman kepada Al-Qur’an dan hadits, serta berlangsung seumur hidup. Tujuan umum Muhamadiayh menurut KH. Ahmad Dahlam yang disimpulkan oleh Amir Hamzah adalah membentuk manusia muslim yang
(a) Baik budi, alim dalam agama
(b) Luas pandangan, alim dalam ilmu-ilmu dunia (ilmu umum)
(c) Bersedia berjuang kemajuan masyarakatnya. Kemudian di dalam konferensi di Pekalongan tanggal 25 Juli 1955 rumusan itu di ubah menjadi: Membentuk manusia muslim, berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat dan negara.

Ada lima butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu :
  1. Tajdid, yaitu kesediaan jiwa berdassarkan pemikiran baru untuk mengubah cara berpikir dan cara berbuat
  2. Kemasyarakatan
  3. Aktivitas
  4. Kreativitas
  5. Optimisme

Fungsi lembaga pendidikan ciptaan Ahmad dahlan adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat dakwah
b. Tempat pembibitan dan pembinaan kader
c. Merupakan wahana untuk melasanakan amal para anggota organisasi
d. Syukur kepada nikmat Tuhan
e. Sumbangan terhadap masyarakat dan negara dalam bidang pendidikan

Perjuangan yang bersifat daerah, berubah manjadi perjuangan bangsa sejak didirikanya Budi Utomo pada tahun 1908 yang dirintas oleh Wahidin, seorang bangsa Indonesia yang sempat mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi waktu itu. Mula-mula ia mendirikan yayasan Dana Belajar denagn maksud agar lebih banyak bangsaIndonesia dapat kesempatan belajar dan untuk mempertinggi kebudayaan Indonesia.
Setelah muncul politik etis, jumlah lembaga pendidikan di perbanyak dan jenjangnya ditingkatkan serta lebih beragam. Sampai perguruan tinggi pun didirikan yaitu kedokteran dan hukum. Salah satu usaha organisasi Budi Utomo adalah mendirikan sekolah-sekolah swasta, untuk menghidupkan dan menggalang rasa kebangsaan, cinta kebudayaan sendiri, melestarikan, dan mengembangkanya.

Perjuangannbangsa nIndonesia ndalamnzamannpenjajahannJepangntetapnberlanjut. Ada beberapa segi positif pada zaman penjajahan Jepang, yaitu :
  1. Jepang memberikan pendidikan militer kepada para pemuda Indonsia, secara tidak langsung memberikan bekal kepada para pejuang bangsa dalam bidang keprajuritan untuk mewujudkan cita-cita merdeka
  2. Menghapus dualisme pendidikan penjajah Belanda dan menggantinya dengan pendidikan yang sama bagi setiap orang
  3. Pemakaian bahasa Indonesia secara luas di intruksikan oleh penjajah Belanda
Ketiga hal ini memberi kemudahan kepada bangsa kita, khusunya para pejuang, untuk merealisasi Indonesia merdeka.

C. Masa Perjuangan Bangsa
Perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang merdeka dan mengisimya agar menjadi jaya adalah panjang sekali. Perjuangan itu yang dimulai dari zaman kerajaan, sudah dikumandangkan, nilai-nilai keprajuritan sudah ditanamkan, dan sangat membela kerajaan sudah dikobarkan. Walaupun perjuangan ini bersifat kedaerahan, namun nilai semangat juang itu sudah cukup besar artinya bagi generasi yang mewarisi sejarah itu.
Perjuangan yang bersifat daerah itu berubah menjadi perjuangan bangsa sejak didirikannya: pertama, Budi Utomo pada tahun 1908.Pada waktu D.r. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo, maka pada tahun 1913 beliau mendirikan Darmawara atau Studi fonds. Gerakan ini dibantu oleh pemerintah.Kedua, Budi Utomo mengusulkan agar sekolah dasar yang lamanya 3 tahun dijadikan 4 tahun. Selanjutnya, untuk kota-kota pendidikan untuk rakyat ini lamanya 5 tahun. Ketiga, mengusulkan agar pemerintah mendirikan HIS sehingga anak-anak bu,mi putra dapat melanjutkan pelajaran seperti anak-anak Belanda yang memperoleh pendidikan a-la Barat. Untuk melaksanakan cita-cita tersebut, Budi Utomo mendirikan 3 sekolah netral, yaitu di Solo dan dua buah di Yogyakarta.

Pada tahun 1918, pendidikan Budi Utomo telah berkembang semakin pesat[1], antara lain denagan dibukanya Kweekshooh di Jawa Tengah, kemudian mendirikan sekolah guru kepandaian putrid untuk sekolah Kartini. Demikian pula didirikn 6 buah normal school untuk sekolah angka 2 disampng dua buah normal school khusus untuk putrid. Dalam rangka pendidikan di desa-desa, didirikanlah 10 kursus guru desa. Demikianlah, pada tahun itu sekolah-sekolah Budi Utomo telah berkembang menjadi “sekolah angka 2” bertambah 60 buah, SD bertambah 400, dan mendirikan sekolah peralihan pada 20 sekolah angka 2.
Sugondo Djojopuspito,ketua kongres pemuda, mengatakan bahwa tujuan kongres pemuda 1 tahun 1926 ialah untuk memajukan paham persatuan kebangsaan, serta mengeratkan hubungan antara semua perkumpulan kebangsaan. Atau dengan kata lain apabila kongres pemuda 1 bertujuan menyiarkan perasaan persatuan Indonesia, maka tujuan kongres pemuda II tahun 1928 ialah menguatkan perasaan persatuan kebangsaan pemuda Indonesia.
Betapa eratnya perjuangan nasional dan pendidikan nasional dapat kita lihat pula dalam perkembangan perhimpunan Indonesia di Belanda. Dalam pidato pembelaan Bung Hatta bulan Juli 1927 di pengadilan Den Haag, beliau mengusulkan supaya ada perbaikan dalam berbagai bidang social antara lain:
(1) perlu diadakan undang-undang social. Segera dihapuskannya puenale sanksi dan supaya jam kerja sehari dibatasi 8 jam.
(2) Menghapuskan sama sekali praktek riba karena praktek ini sangat memlaratkan rakyat.
(3) Pembinaan pendidikan nasoinal.
(4) Perbaikan derajat rakyat. Kemajuan berfikir dan penglihatan para mahasiswa kita yang belajar di Belanda pada waktu itu memang sangat jauh menjangkau masa depan bangsa kita.
Budi Utomo dirintis olehWahidan, seorang bangsa Indonesia yang sempat mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi waktu itu. Mula-mula ia mendirikan Yayasan Dana belajar dengan maksud agar lebih banyak bangsa Indonesia dapat berkesempatan belajar dan untuk mempertinggi kebudayaan Indonesia.

Pendidikan pada zaman penjajahan Belanda dapat dikatakan tidak menguntungkan bangsa Indonesia. Pada waktu itu terjadi dualisme dalam pendidikan yaitu:
1. Sistem pendidikan untuk anak-anak orang Belanda dan orang-orang Eropa lainnya. Sistem pendidikan ini lengkap mulai dariSD sampai SMA dan lulusannya dapat hak untuk meneruskan ke Eropa.
2. Sistem pendidikan untuk anak-anak orang Indonesia, yaitu sebagian besar SD 3 tahun, dan beberapa SD 5tahun. Dan lulusannya dimaneaatkan untuk menjadi pegawai-pegawai pemerintah jajahan yang dibayar murah.

Berkat perjuangan bangsa Indonesia yang gigih dan kemudian muncul politik etis, jumlah lembaga pendidikan diperbanyk dan jenjangnya ditingkatkan serta lebih beragam. Sampai perguruan tinggi pin didirikan yaitu kedokteran dan hokum. Tetapi hanya sejumlah kecil bangsaIndonesia yang sempat menikmatinya.
Seorang tamatan kedokteran pada perguruan tinggi di atas adalah Wahidin, yang setelah mendirikan Yayasan Dana Belajar, meneruskannya dengan mendirikan Budi Utomo karena mendapat sambutan hangat dari mahasiswa. Pergerakn kebangsaan yang bersifat nasional dimulai dari kalangan warga kampus, yaitu alumni dan para mahasiswa.
Ciri-ciri organisasi Budi Utomo adalah:
1. Dasar organisasi adalah kebudayaan.
2. Tujuannya adalah untuk memajukan bangsa Indonesia dalam segala bidang kehidupan, terutama kebudayaan.
3. Pimpinan adalah orang-orang Indonesia yang bukan pelajar.

Salah satu usaha organisasi ini adalah mendirikan sekolah-sekolah swasta, untuk menghidupkan dan menggalang rasa kebangsaan, cinta kebudayaan sendiri, melestarikan dan mengembangkannya. Kesadaran akan makna dan manfaat organisasi pergerakan kebangsaan makin lama makin meningkat. Akibatnya, organisasi-organisasi yang senada dengan Budi Utomo banyak bermunculan seperti serikat dagang, perkumpulan pemuda, dan artai politik.
Perjuangan kebangsaan semakin meningkat sejak dilakukannya sumpah pemuda tahun1928. Dari isi sumpah pemuda ini kelihatan bahwa persatuan bangsa Indonesia semakin kuat, karena merasa diikat oleh negara, bangsa, dan bahasa yang satu yaitu Indonesia.
Perjuangan melawan penjajah tidak pernah padam, perjuangan berlangsung terus dari waktu ke waktu. Proses perjuangan seperti ini menempa jiwa seseorang untuk berjiwa patriotic. Jiwa patriotic memiliki nilai-nilai 45 dan serangan 45.
Nilai-nilai 45 dapat diwujudkan antara lain:(menurut Gema,1988 dan Surono, 1988)
1. Berani berbuat 4. Rela berkorban
2. Kompak bersatu 5. Rasa senasib sepenanggungan
3. Pantang menyerah 6. Patuh kepada pemimpin
7. Kendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
8. Cinta akan kebenaran dan keadilan
9. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Nilai-nilai di atas bila sudah dipahami dan dihayati akan dapat membentuk jiwa 45. Selanjutnya orang yang telah memiliki jiwa 45 itu akan mempunyai semangat 45. Sehingga dikatakan bahwa semangat 45 adalah perwujudan dinamis atau ekspresi dari jiwa 45 yang membangkitkan kemauan untuk berjuang (Surono, 1988).
Ada beberapa segi posotif pada zaman penjajahan Jepang yang merupakan angin segar bagi para pejuang bangsa. Segi-segi positif yaitu:
1. Jepang memberikan pendidikan militer kepada para pemuda Indonesia, dengan maksud memperkuat pertahanan mereka. Namun pendidikan ini secara tidak langsung memberikan bekal kepada para pejuang bangsa dalam bidang keprajuritan untuk mewujudkan cita-cita merdeka.
2. Menghapus dualisme pendidikan penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi setiap orang. Sehungga bukan hanya kelompok-kelompok tertentu yang dapat menikmati pendidikan, melainkan semua lapisan masyarakat.
3. Pemakaian bahasa Indonesia secara luas diinstruksikan oleh penjajah Jepang. Bahasa Indonesia mulai dipakai di lembaga-lembaga pendidikan, di kntor-kantor, dan dalam pergaulan sehari-hari.
Ketiga hal ini memberi kemudahan kepada bangsa kita, khususnyapara pejuang, untuk merealisasi Indonesia merdeka. Dan hal ini terbukti dengan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Perjuangan bangsa Indonesia tidak sampai di situ. Sebab gangguan terhadap Indonesia merdeka masih ada yaitu berupa tindakan militer para penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia, tindakan sekelompok orang yang ingin membuat negara sendiri, tindakan orang yang tidak merasa puas, pertentangan paham diantara bangsa sendiridan lain-lain. Semua gangguan itu secara relatif dapat diatasin berkat semangat 45. Nilai-nilai perjuangan semangat 45 yaitu tidak pantang mundur, penuh pengabdian, dan jauh dari rasa egoisme memegang peranan penting.
Perjuangan bangsa dalam mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan dapat disarikan sebagai berikut:
1. Perjuangan bersifat nasional
2. Perlunya persatuan dan kesatuan bangsa
3. Demokrasi dalam bidang pendidikan
4. Bahasa Indonesia diberlakukan diseluruh Nusantara
5. Meningkatkan kebudayaan bangsa Indonesia
6. Munculnya nilai-nilai 45
7. Terjadinya individu-individu yang berjiwa dan bersemangat 45

D. Masa Pembangunan
Setelah Indonesia merdeka, masalah dalam negeri sudah mulai reda, pembangunan untuk mengisi kemerdeaan mulai di gerakan. Pembangunan di laksanakan serentak pada berbagai bidang, baik spiritual maupun material. Prioritas masa pembangunan, prioritas pertama jatuh pada pembangunan bidang ekonomi. Rasionalnya ialah karena bidang ekonomi memegang peranan penting dalam memajukan suatu bangsa dan negara.
Untuk mencapai maksud di atas, maka di kembangkan kebijakan link and match di bidang pendidikan. Konsep keterkaitan dan kepadanan ini di jadikan srategi operasional dalam meningkatkan relevansi pendidikan. Arti konsep ini adalah:(link and match. 1993)
1. Link berati pendidikan
2. Match berati lulusan
Inovasi-inovasi pendidikan juga sudah di laksananakan untuk mencapai sasaran pendidikan yang diinginkan, beberapa inovasi yang telah di lakeanakan antara lain adalah(Tilaar, 1996). PPSP yang mencobakan belajar dengan modul, SD pamong yaitu pendidikan aneara masyarakat, orang tua, dan guru, yang hilang dari peredaran setelah muncul SD inpres untuk mengejar target kuantitatif atau pemerataan pendidikan. Inovasi-inovasi ini gagal antara lain karena hanya merupakan imitasi dari praktek-praktek dan pemikiran dunia barat.
Sementaa itu alisyahbana(1990) mengemukakan ada tiga macam pesimisme di kalangan para ahli pendidikan. Pesimisme yang di maksud adalah:
1. Pemerintah seolah-olah belum memiliki political will yang kuat untuk memperbaiki pendidikan.
2. Orang indonesia memiliki budaya begitu lamban melakukan transpormasi sosial, yang sangat perlu untuk mengadakan adaptasi terhadap dunia yang berubah begitu cepat.
3. Seolah-olah sulit munculnya tokoh pemikir yang berani menyusun dan memperjuangkan konsep-konseo yang bertalian dengan pendidikan nasional yang mungkin tidak sejalan dengan keinginan pada birokrat yang berkuasa.
Deklarasi konfensi nasional pendidikan dua tahun 1992 mengatakan bahwa
1. Tealisasi tanggung jawab antara keluarga masyarakat, dan pemerintah, belum terwujud secara menyeluruh dan bahkan belum di hayati sepenuhnya oleh semua pihak.
2. Di perlukan political will dan pola pembangunan seperti itu untuk daerah terpencil belum terwujud.
3. Penanaman nilai-nilai budaya maupun agama tidak cukup melalui bidang studi saja seperti keadaan sekarang, melainkan melalui semua bidang studi secara integrative.
Lebih jauh Buchori (1990) mengemukakan ada beberapa kesenjangan terjadi dalam dunia pendidikan kita.
  1. kesenjangan okupasional, yaitu kesenjangan antara jenis pendidikan atau sifat akademik dengan tugas-tugas yang akan di lakukan dalam dunia pendidikan.
  2. Kesenjangan akademik, artinya mpengetahuan-pengetahuan yang di terima di sekolah acap kali tidak bermanfaat dalam kehidupah sehari-hari.
  3. Kesenjangan cultural, hal ini terjadi karena masih banyak lembaga pendidikan menekankan pengetahuan klasik dan humaniora.
  4. Kesenjangan temporar, ialah kesenjangan antara wawasan yang di miliki dengan wawasan dunia sekarang.

Pembanguinan di bidang pendidikan masih banyak menghadapi hambatan, yang membuat lurusanya kurang memadai.dampak dari kondisi seperti ini adalah pembangunan secara keseluruhan tidak dapat di lewati dengan lancar. Memang benar pembangunan pendidikan secara kuantitatif dapat di pandang sudah berhasil dengan selesainya wajib belajar enam tahun. Pembangunan pendidikan berdasarkan tap MPRS RI no xxv/11/ 1946 pelita, tujuan pendidikan: membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan sifat yang di kehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
Untuk mencapai dasar dan tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. memperanggung jawabkan mental/ moral/ Budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama..
2. Mempertanggung jawaban kecerdasan dan keterampilan membina / memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.
Salah satu dampak dari hasil pembangunan yang tidak seimbang itu adalah:
  1. munculnya kenakalan dan perkelahian anak-anak muda dari sana-sini
  2. maraknya kolusi di barbagai kalangan
  3. tingginya tingkat korupsi
Ada segi-segi keberhasilan pembangunan yang menonjal yaitu:
1. kesadaran masyarakat tentang pentingnya melaksanakan ajaran agama sudah meningkat dengan pesat
2. persauan dan kesatuan bangsa tetap terkendali
3. Perumbuhan ekonomi Indonesia meningkat tinggi sampai mencapai 7%
Masalah dalam masa pembangunan pendidikan
  1. Pemerintah belum kuat untuk memperbaiki pembangunan
  2. Tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah dalam pendidikan belum terealisasi secara menyeluruh
  3. Sulit menemukan tokoh pemikir dalam bidang endidikan
  4. Konsep-konsep inovasi pendidikan bersumber dari dunia barat
  5. Penanaman nilai budaya dan agama tidak cukup melalui bidang studi tertentu
  6. Sekolah menengah umum kebih banyak daripada sekolah kejuruan
  7. Masyarakat lamban melakukan traspormasi sosial untuk beradaptasi dengan era global.
Pembangunan dalam PJP-1 diidentifikasi dalam kategori permasalahan:
  1. sarana dan prasarana pendidikan
  2. kualitas dan inovasi pendidikan
  3. ketenaga kerjaan
  4. kurikulum
  5. Profesiolisme
  6. pembiayaan pendidikan
7.perencanaan dan manajemen sistem pendidikan nasional.
E. Masa Reformasi
Pada masa reformasi, sistem pendidikan mulai berubah, yang didahului oleh perubahan Undang-Undang Pendidikan. UU ini menginginkan sistem pendidikan sentralisasi berubah menjadi desentralisasi. Instrumen-instrumen untuk mewujudkan desentralisasi pendidikan yaitu MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), Life Skills (lima keterampilan hidup) dan TQM (Total Quality Management). Pemerintah juga menciptakan kelompok-kelompok masyarakat yang independen untuk membantu pendidikan agar mampu mandiri seperti Dewan PendidikanndannKomitenSekolah.
Di samping itu pemerintah juga mengubah istilah pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah menjadi pendidikan jalur formal, nonformal dan informal. Pendidikan nonformal sangat berperan dalam mengembangkan keterampilan warga belajar untuk mampu bekerja di masyarakat sedangkan pendidikan informal di masyarakat dan dalam keluarga sangat berperan dalam mengembangkan afeksi atau kepribadian, sikap,moral dan mental anak-anak.
F. Dampak konsep pendidikan
Dampak konsep pendidikan berkaitan dengan sistem pendidikan nasional yang merupakan satu keseluruhan yang terpadu pada semua satuan dan kegiatan pendidikan yang saling berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional dan ketenaagakerjaan mempunyai keterkaitan multi dimensial.
Syarat kurikulum: disusun dengan jenis sekolah dan rencana pelajaran yang sesuai dengan R.I. Metode yang digunakan dengan metode sekolah kerja, Pengajaran agama diperhatikan tanpa mengurangi hak bagi warga negara yang mempunyai keyakinan berlainan. Di Indonesia dalam sistem pendidikan telah dilakukan berbagai percobaan untuk system pendidikan khususnya kurikulum dan tujuan seperti tertera dibawah ini:
a. Kurikulum rencana 1960 berdasarkan MPRS no.11/ MPRS/1960
Pendidikan ditujukan untuk memiliki ahlak yang tinggi,ketenaga kerjaan semua bidang, tingkatan.pengembangan kebudayan nasional, penggerak seluruh kekuatan rakyat.
b.Kurikulum 1984
Ditujukan untuk kebudayaan ( etika, estetika, keterampilan, nilai moral dan spiritual), menyeluruh pendidika untuk seumur hidup, terpadu pendidikan sekolah dan luar sekolah merupakan keterpaduan dengan sistem pendidkan nasional.
c.Kurikulum 1968
Mempertingginmental,nmoralnbudinpekerti,nmemperkuatnkeyakinan beragama,, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,
d.Kurikulum 1994 menyediakan untuk pembangunan nasional
Masalah yang berkaitan dengan sistem pendidikan nasional dan tenaga kerja
  1. Koordinasi
Berdasarkan intruksi presiden no. 15 tahun 1974 tentang pokok pelaksanaan pembinaan, pendidikanlatihan diatur lengkap mengenai tugas dan tanggung jawab pembinaan oleh pemerintah maupun swasta.
Ketua lembaga Administrasi negara bertanggung jawab atas pembinaan pendidikan dan latihan khusus, namun kelihatan hingga saat ini pelaksanaan dari keputusan presiden dan intruksi presiden boleh dikatakan nihil.
2.  link dan match (keterpaduan daan keterkaitan ) ( wardiman djonegoro, issues and challengs in educational development: cooperation dan linkage.
Artinya Keterpadan dan kesesuaian antara program pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja harus memiliki kesesuaian sehingga tidak mengalami kesenjangan.. dalam kaitan ini departemen tenaga kerja harus memberikan informasi kebutuhan – kebutuhan akan jenis - jenis pekerjaan di semua sektor ekonomi baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek sehingga bisa disesuaikan dengan kurikulum nasional.

  1. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelatihan
Dampak konsep pendidikan seperti tertera dibawah ini:
1.Pendidikan diharapkan bertujuan dan mampu:
  1. Mengembangkan potensi peserta didik
  2. Mengembangkan kepribadian harmonis
  3. Mengembangkan kepribadian anak secara bebas dan wajar
  4. Menegmbangkanbakatmasing-masing
  5. Mengembangkan aspek kemanusiaan
  6. Membuat hidup anak mandiri , menghargai dan bersedia bekerja keras
2.Proses belajar mengajar materi belajar yang dihararkan:
  1. Materi disesuaikan dengan perkembangan anak
  2. Belajar dengan alat peraga
  3. Diharuskan adanya pelatihan
  4. Guru harus mengabdi pada anak-anak
3. Melaksanakan metode global untuk pelajaran bahasa
4. Ada kalanya pelajaran diberikan dalam bentuk tugas – tugas
5. Khusus dalam bidang keilmuan
  1. Anak –anak harus aktif mencari sendiri
  2. Dicari dilapangan
  3. Dengan metode induktif
























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Umur sejarah pendidikan dunia sudah panjang sekali. Mulai dari zaman purba dan zaman yunani purba, kemudian zaman hellenisme tahun 150-500 SM, ke zaman pertengahan tahun 500-1500-an, zaman reformasi dan kontra reformasi pada tahun 1600-an. Sejarah pada zaman purba Pendidikan pada zaman ini belum banyak memberikan kontribusinya kepada pendidikan pada zaman sekarang
Perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang merdeka dan mengisimya agar menjadi jaya adalah panjang sekali. Perjuangan itu yang dimulai dari zaman kerajaan, sudah dikumandangkan, nilai-nilai keprajuritan sudah ditanamkan, dan sangat membela kerajaan sudah dikobarkan. Walaupun perjuangan ini bersifat kedaerahan, namun nilai semangat juang itu sudah cukup besar artinya bagi generasi yang mewarisi sejarah itu.
Sistem pendidikan nasional dan ketenaagakerjaan mempunyai keterkaitan multi dimensial. Syarat kurikulum: disusun dengan jenis sekolah dan rencana pelajaran yang sesuai dengan R.I. Metode yang digunakan dengan metode sekolah kerja, Pengajaran agama diperhatikan tanpa mengurangi hak bagi warga negara yang mempunyai keyakinan berlainan.

B.     NSaran

Alangkah luas ilmu Allah. Jika lautan dijadikan tinta, dan seluruh tumbuhan yang ada di muka bumi ini dijadikan pena, maka tidak akan cukup untuk menuliskannya. Itulah ilmu Alah.
Beberapa referensi, sumber dan literatur, telah kami kumpulkan dan kami jadikan bahan dalam menyusun makalah ini. Akan tetapi, kekurangan sudah menjadi barang tentu. Karena ini hanyalah sedikit dari ilmu Allah.
Untuk menutupi kekurangan sekaligus menjawab kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan makalah ini, kami menyarankan sekaligus merekomendasikan agar pembaca langsung membaca dan merujuk pada sumber yang kami gunakan. Untuk itu, dalam makalah ini, kami sertakan daftar pustaka.


DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr. Made Pidarta. Landasan pendidikan. 2000. Jakarta.PT. Rineka Cipta.

1 komentar: