BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar belakang masalah
Kehidupan manusia tiada terlepas dari
sejarah kehidupan, karena dengan sejarah itu manusia dapat menjadikan
tolak ukur untuk melakukan suatu tindakan dimasa sekarang, apakah baik atau
sebaliknya, sehingga dapat menghasilkan hasil yang maksimal.
Sejarah adalah suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, yang
merupakan bagian dari kehidupan manusia, sejarah itu diisi tergantung pada
pembuat sejarah apakah diisi dengan tinta sejarah yang bermanfaat atau sebaliknya.
Hingga sampai saat ini pun sebenarnya kita juga sedang membuat sejarah tentang
kehidupan kita untuk generasi penerus kita baik itu untuk anak dan cucu kita
dan semua orang yang terlibat dalam aktivitas kehidupan kita. Secara tidak
langsung kita ada pada saat ini merupakan sejarah dari orang tua kita,
orang tua kita ada dari orang tua kita sebelumnya dan begitulah seterusnya.
Peristiwa sejarah meliputi berbagai
aktivitas manusia semua bidang manusia salah satunya adalah landasan
sejarah dalam bidang pendidikan yang merupakan pembahasan makalah ini.
Pendidikanmerupakan hasil sejarah orang – orang sebelum kita yang berjasa dalam
bidang sejarah, oleh karena itu dengan adanya landasan sejarah pendidikan di
masa lalu bisa dijadikan gambaran untukmelakukan pendidikan dimasa sekarang.
Sehingga dalam pelaksannan pendidika dapat mengarah pada tujuan sebenarnya
pendidikan itu.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang berkaitan dengan
landasan sejarah pendidikan adalah:
a. Sejarah pendidikan dunia
b. Sejarah pendidikan indonesia
c. Masa perjuangan
d. Masa pembanguna
e. Dampak konsep pendikan
1.3. Tujuan
Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang harus diskusikan dari mata kuliah
landasan pendidikan di semester tiga jurusan Biologi. Selain itu juga untuk menambah
pengatahuan kami mengenai masalah sejarah pendidikan sehingga kami bisa
menjadikan baro meter sejarah tersebut untuk melaksanakan pendidikan sekarang
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN SEJARAH
A. Sejarah pendidikan dunia
Umur sejarah
pendidikan dunia sudah panjang sekali. Mulai dari zaman purba dan zaman yunani
purba, kemudian zaman hellenisme tahun 150-500 SM, ke zaman pertengahan tahun
500-1500-an, zaman reformasi dan kontra reformasi pada tahun 1600-an. Sejarah
pada zaman purba Pendidikan pada zaman ini belum banyak memberikan
kontribusinya kepada pendidikan pada zaman sekarang. Oleh sebab itu pendidikan
pada zaman-zaman ini diragukan. Sejarah Pendidikan pada zamanyunani purba
dipengaruhi oleh ahli pendidiknya pada waktu itu seperti :
1. Plato ia memiliki tujuan dalam
pendidikan itu
a. Membentuk warga negara secara
teoritis dan praktis, untuk mengabdi pada negaranya oleh sebab itu pendidikan
diselengaran oleh negara.
b. Membentuk manusia akal supaya
manusia itu mempergunakan akalnya dengana bijaksana.
c. Membentuk manusia berkehendak
yaitu manusia yang memiliki sifat- sifat keberanian
d. Membentuk manusia hasrat yaitu
manusia yang memiliki rasa keinginan
2. Pyhtagioras ia memiliki tujuan
pendidikan untuk membentuk manusia susila, karena menurutnya manusia sejak
kecil itu mempunyai kecenderungan berbuat jahat oleh karena itu pendidikan
diharapkan membawanya pada kesempurnaan.
3. Socrates pendidikan itu
bertujuan untuk membawa manusia pada kebajikan karena adanya ilmu, ia berbeda
pendapat dengan phitagoras yang menyatakan bahwa manusia itu memiliki
kecenderungan berbuat jahat sejak kecil, justru menurut socrates manusia itu
memiliki kecenderungan berbuat baik dan kebajikan dengan ilmunya.
4. Aristoteles berpendapat bahwa dalam
pendidikan itu harus mngenal pembawaan dan kecenderungan anak, supaya ia
mendapat bimbingan sebaik – baiknya, dengan latihan dan pembisaan untuk
menanamkan kebaikan pada anak akan menambah pengetahuannya akan kebaikan itu.
Pendidikan yang mulai menunjukakn
perbedaan eksistensinya dengan pendidikan sebelumnya adalah sejak zaman
Realisme. Realisme menghendaki pikiran yang praktis.
Pendidikan di Abad ke-17 dimulai oleh
1. Prancis Bacon adalah tokoh pendidikan
pada zaman Realisme ini yang pertama menggunakan metode induktif. Pendapat
Bacon adalah sebagai berikut:
a. Dalam menemukan dan
mengembangkan pengetahuan, pandanagan harus diarahkan kepada realita alam
ini serta hal-hal praktis yang ada didalamnya.
b. Alam lingkungan adalah sumber
pengetahuan yang bisa didapat lewat alap-alat indra.
c. Menggunakan metode berfikir
induktif, yaitu mulai dari menemukan fakta-fakta khusus kemudian dianalisis
sehingga menimbulkan simpulan.
d. Bila memungkinkan dapat
mengembangkan pengetahuan denagan eksperimen-eksperimen.
e. Penggunaan bahasa daerah lebih
diutamakan.
2.Johan Amos Comenius. Yang terkenal
dengan bukunya:
1. Jangua Linguarum reserata atau pintu
terbuka bagi bahasa,tahun 1631. adalah buku pelajaran bahasa, yaitu cara
untuk memudahkan mempelajri bahasa latin, dengan jalan menuliskan bahasa latin
pada sebelah kiri dan bahasa daerahnya disebelah kanan.
2. Orbic Pictus atau gambar dunia. Tahun
1651.
Adalah pelajaran bahasa yang menyempurnakan dengan memasukan
gambar-gambar kedalamnya. Dengan cara ini anak-anak menjadi lebih
mudah mempelajari bahasa latin itu.
3. Didactika Magna atau buku didaktik yang
besar. Tahun 1632.
Merupakan buku yang menceritakan tentang
didaktik atau cara mengajar. Comnesius menghendaki metode yang sesuai
dengan perkembangan alamiah atau hukum-hukum alam, dengan cara:
a. Belajar melelui peragaan atau
cari sendiri di alam terbuka dengan observasi atau penelitian sehingga
anak-anak akan mendapat jawaban dari alam itu sendiri.
b. Pelajaran harus maju selangkah
demi selangkah, dari yang mudah ke yang sukar.
c. ekspresi dengan kata merupakan
hal yang penting untuk mengetahui apa yang telah mereka fahami.
Pada abad ke 18 berkembanglah paham
rasionalisme aliran ini bertujuan memberikan kekuasaan bagi manusia untuk
berfikir sendiri dan bertindak untuk dirinya. Karena latihan-latihan yang
diperlukan untuk memperkuat akal atau resiko.
Dengan tokohnya :
1. John Locke.
Teorinya yang terkenal adalah teori tabularasa atau a blank sheet
of paper. Mendidik adalah menulis kertas putih itu. manusia tidak
mewarisi pengetahuan, tetapi pengetahuannya sendiri. Aufklarung adalah keadaan
jiwa manusia setelah diterangi oleh intelek.
Proses belajar menurut Jhon Locke ada
tiga langkah, yaitu:
a. Mengamati hal-hal yang ada
diluar diri manusia.
b. Mengingat apa yang telah diamati
dan dihafalkan.
c. Berfikir.
Selanjutnya pada abad ke-18 ini muncul
pula aliran baru yaitu naturalis sebagai reaksi terhadap aliran rasionalis.
Tokohnya
1. J.J Rousseau. Naturalisme menentang
kehidupan yang tidak wajar sebagai akibat dari Rasionalisme, seperti gaya
hidup yang diperhalus, cara hidup yang dibuat-buat, sampai dengan korupsi.
Naturalisme menginginkan keseimbangan antara kekuatan rasio dengan hati.
Pembaharuan pendidikan Rousseau menulis buku dengan judul Emile. Dituliskan
kalimat inti dari maksud bukunya yaitu: segala sesuatu adalah baik ketika ia
baru keluar dari alam dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada
di tangan manusia. Rousseau ingin kembali ke alam yang wajar, pendidikan alam,
alamlah yang menjadi guru.
Menurut Rousseau ada tiga asas pengajar
yaitu:
1. Asas pertumbuhan
2. Asas aktifitas
3. Asas individualis
Pada abad ke-19 Zaman
developmentailisme, penganut aliran ini memandang proses pendidikan sebagai
suatu perkembangan jiwa. Pendidikan adalah suatu proses perkembangan yang
berlangsung dalam setiap individu. Tokoh-tokoh aliran ini ialah
1.Pestalozzi Tujuan pendidikan adalah
meningkatkan derajat sosial seluruh umat manusia. Dengan mengembangkan semua
aspek individualnya yaitu otak, tangan tangan dan hati mereka. Sesudah
mengetahui hukum-hukum perkembangan anak, adalah menyediakan syarat-syarat
tertentu agar kekuatan-kekuatan anak bisa berkembang dengan baik. Inilah
merupakan hakikat pendidikan Pestalozzi.
2. Herbart yang menginginkan pembentukan
manusia yang susila yang bermoral tinggi. Tujuan pendidikannya ialah membentuk
watak susila, melaui pengembangan minat yang seluas-luasnya. Dasar teori
pemikiran Herbert adalah psikologi asosiasi. Tanggapan yang jelas akan membuat
hubungan atau asosiasi Herbartsering pula disebut Psikologi Tanggapan.
Ada lima langkah dalam proses belajar
mengajar:
1. Persiapan
2. Presentasi
3. Asosiasi
4. Generalisasi
5. Aplikasi
3. Frobel bermaksud mengembangkakn semua
kapasitas dan kekuatan yang laten pada anak-anak. Frobel yakin, anak-anak lahir
berbekal potensi-potensi. Tujuan pendidikannya adalah mengembangkan semua
potensi itu akan menjadi aktual.
Pendidikan probel adalah perkembangan
yang diawasi. Titik berat pendidikannya adalah kreativitas. Artinya agar
pendidikan anak berhasil dengan baik, dibutuhkan kreaifitas anak itu sendiri
mengembangkan dirinya. Tujuan akhir pendidikan Frobel adalah mencapai
integritas diri dengan alam atau kosmos ini, sesuai dengan kehendak Tuhan
penciptanya.
Tokoh terakhir dari aliran developmental
adalah Stanli Hall. Tujuan pendidikannya adalah mengembangkan semua
kekuatan-kekuatan yang ada sehingga memperoleh keperibadian yang harmonis. Dari
keempat pandangan tokoh pendidik developmentalisme ini dapat disarikan
konsep-konsepnya sebagai berikut:
a. Mengaktualisasi semua potensi
b. Cara-cara untuk mewujudkan
tujuan diatas
Zaman Nasionalisme pada abad selanjutnya
sebagai upaya membentuk patriot-patriot bangsa, mempertahankan bangsa dari
imperialisme, antara lain perang-perang yang dilakukanoleh Kisar Napoleon.
Tokoh-tokohnya antara lain La Chalotais di Perancis, Fichte di Jerman, dan
Jefferson di ameriak serikat. Tujuan pendidikan mereka adalah untuk menjaga,
memperkuat, dan mempertinggi kedudukan negara. Yang diutamakan negara adalah:
1. Pendidikan sekuler
2. Pendidikan jasmani
3. Pendidikan kejuruan
Untuk mensukseskan pendidikan
pendidikan-pendidikan tersebut:
1. Bahasa dan kesusastraan nasional
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Lagu-lagu kebangsaan
4. Sejarah negara
5. geografi Negara
6. Pendidikan jasmani
Di Jerman oleh Hitler,
di Italia oleh Musolini, dimana pendidikan nasional juga digerakan diluar
sekolah. Akibat negatif pendidikan ini adalah munculnya Chaufinisme di
Jerman, yaitu kegilaan terhadap tanah air, yang menimbulkan bencana perang
dunia I. Abad ke-19 ditandai oleh liberalisme dan positivisme. Bukti-bukti
liberalisme antara lain sekolah sekolah dipakai untuk memperkuat kedudukan
penguasa pemerintahan.yang banyak pengetahuan dialah yang berkuasa, yag
mengarah ke individualisme.
Sebagai reaksi terhadap
dampak liberalisme, positivisme, dan individualisme, munculah aliran sosial
dalam pendidikan pada abad ke-20. tokoh-tokohnya ialah Paul Natorp dan
george Kerchensteiner di Jerman serta John Dewey, di amerika serikat.
Tokoh ini berpendapat masyakat mempunyai arti yang lebih esensial daripada
individu. Buku-buku John Dewey yang terkenal dalah (1) The School and
societi tentang tujuan sosial dan sekolah, dan (2) How The
Think.Dewey berpendapat bahwa segala sesuatu harus
ditimbang menurut kegunaan praktisnya bagi kehidupan sosial. Proses belajar
mengajarnya mempunyai dua aspek: a. Aspek
Psikologis
b. Aspek Sosiologis
Ahli pendidik lain
yang juga terkenal pada abad ke-20 adalah Maria Montessori, Ovide Decroly, dan
Hellen Parkurst. Montessori. Masa peka ini memberi dorongan untuk aktif
sendiri. Sekolah perlu menyediakan bermacam-macam alat untuk:
1. Melatih fungsi motoris
2. Melatih fungsi sensoris
3. Belajar bahasa
Tokoh-tokohnya antara
lain La Chalotais di Perancis, Fichte di Jerman, dan Jefferson di ameriak
serikat. Tujuan pendidikan mereka adalah untuk menjaga, memperkuat, dan
mempertinggi kedudukan negara. Yang diutamakan negara adalah:
a. Pendidikan sekuler
b. Pendidikan jasmani
c. Pendidikan kejuruan
Untuk mensukseskan pendidikan
pendidikan-pendidikan tersebut:
a. Bahasa dan kesusastraan nasional
b. Pendidikan kewarganegaraan
c. Lagu-lagu kebangsaan
d. Sejarah negara
e. geografi Negara
f. Pendidikan jasmani
B. Sejarah pendidikan Indonesia
Pendidikan di
Indonesia sudah ada sebelum negara Indonesia berdiri. Sebab itu
sejarah pendidikan di Indonesia juga cukup panjang. Pada waktu
bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan, ada tiga tokoh
pendidik sekaligus pejuang kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan.
Mereka membina anak-anak dan para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk
mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda.
Tokoh-tokoh pendidik itu adalah Mohamad Syafe’I, ki Hajar Dewantara, dan Kyai
Haji Ahmad Dahlan.
a. Mohamad Syafei mendirikan
sekolah INS (IndonesischNederlandse School) di Sumatera Barat
pada tahun 1926. Maksud utama Syafei adalah mendidik anak-anak agar dapat
berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Tujuan pendidikan
INS adalah :
b. Mendidik anak-anak ke arah hidup
yang merdeka, melalui pendidikan hidup mandiri
c. Menanamkan kepercayaan kepada
diri sendiri, membina kemauan keras, dan membiasakan berani bertanggung jawab
d. Membiayai
diri sendiri dengan semboyan cari sendiri dan kerja sendiri
e. Mengembangkan anak secara
harmonis, yang mencakupasoek perasaan, kecerdasan, dan keterampilan
f. Mengembangkan sikap sosial
g. Menyesuaikan pendidikan
h. Membiasakan bekerja
Tokoh pendidik nasional berikutnya
adalah Ki Hajar Dewantara, yang mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Dalam
mempelajari Taman Sioswa akan di temui asa-asa Taman Siswa 1922 dan dasar-dasar
Taman Siswa 1947. Pada tahun 1922 Taman Siswa bersikap “non-Cooperation”, tidak
mau bekerja sama denagn penjajah bahkan diberi subsidi pun tidak bersedia.
Setelah Indonesia merdek, maka asa Taman Siswa 1922 itu disesuaikan
denagn perubahan tujuanperjuangan dan zama. Asas-asas Taman Siswa tahun 1922
adalah :
a. Kemerdekaan untuk mengatur diri
sendiri
b. Asas kemerdekaan dalam cipta,
karsa, dan karsa
c. Asas
kebudayaan Indonesia sendiri
d. Asas kerakyatan
e. Asas kekuatan sendiri
f. Asas hidup di atas kaki sendiri
g. Asas mengabdi kepada anak
Asas
diatas direvisi pada tahun 1947 menjadi dasar-dasar Taman Siswa. Ada lima dasar pendidikan, yaitu
(1) Kemerdekaan (4) Kodrat
Alam
(2) Kebudayaan (5) Kebangsaan
(3) Kemanusiaan.
Isi kurikulum/rencana
pelajaran Taman Siswa bersifat kultur nasional. Tiap-tiap mata pelajaran
diberikan sebagai bagian dari peradaban bangs. Segala pelajaran harus dapat
membangkitkan perasaan cinta kepada tanah air dan bangsa, itu dipentingkan
nyanyian nasional, cerita pahlawan bangsa. Disamping pendidikan kecerdasan,
dipentingkan juga pendidikan kesusilaan dan kebudayaan yang bersifat
kebangsaan.
Tokoh ketiga adalah
K.H. Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi agama Islam pada tahun 1912 di
yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi pendidikan agama Islam.
Asas pendidikan
Muhamdiyah adalah Islam, berpedoman kepada Al-Qur’an dan hadits, serta
berlangsung seumur hidup. Tujuan umum Muhamadiayh menurut KH. Ahmad Dahlam yang
disimpulkan oleh Amir Hamzah adalah membentuk manusia muslim yang
(a) Baik budi, alim dalam agama
(b) Luas
pandangan, alim dalam ilmu-ilmu dunia (ilmu umum)
(c) Bersedia berjuang kemajuan
masyarakatnya. Kemudian di dalam konferensi di Pekalongan tanggal 25 Juli 1955
rumusan itu di ubah menjadi: Membentuk manusia muslim, berakhlak mulia, cakap,
percaya pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat dan negara.
Ada lima butir yang dijadikan
dasar pendidikan yaitu :
- Tajdid, yaitu kesediaan jiwa berdassarkan pemikiran baru untuk mengubah cara berpikir dan cara berbuat
- Kemasyarakatan
- Aktivitas
- Kreativitas
- Optimisme
Fungsi lembaga pendidikan ciptaan Ahmad
dahlan adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat dakwah
b. Tempat pembibitan dan pembinaan
kader
c. Merupakan wahana untuk
melasanakan amal para anggota organisasi
d. Syukur kepada nikmat Tuhan
e. Sumbangan terhadap masyarakat
dan negara dalam bidang pendidikan
Perjuangan yang
bersifat daerah, berubah manjadi perjuangan bangsa sejak didirikanya Budi Utomo
pada tahun 1908 yang dirintas oleh Wahidin, seorang bangsa Indonesia yang
sempat mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi waktu itu. Mula-mula ia
mendirikan yayasan Dana Belajar denagn maksud agar lebih banyak
bangsaIndonesia dapat kesempatan belajar dan untuk mempertinggi
kebudayaan Indonesia.
Setelah muncul politik etis, jumlah
lembaga pendidikan di perbanyak dan jenjangnya ditingkatkan serta lebih
beragam. Sampai perguruan tinggi pun didirikan yaitu kedokteran dan hukum.
Salah satu usaha organisasi Budi Utomo adalah mendirikan sekolah-sekolah
swasta, untuk menghidupkan dan menggalang rasa kebangsaan, cinta kebudayaan
sendiri, melestarikan, dan mengembangkanya.
Perjuangannbangsa nIndonesia ndalamnzamannpenjajahannJepangntetapnberlanjut. Ada beberapa segi
positif pada zaman penjajahan Jepang, yaitu :
- Jepang memberikan pendidikan militer kepada para pemuda Indonsia, secara tidak langsung memberikan bekal kepada para pejuang bangsa dalam bidang keprajuritan untuk mewujudkan cita-cita merdeka
- Menghapus dualisme pendidikan penjajah Belanda dan menggantinya dengan pendidikan yang sama bagi setiap orang
- Pemakaian bahasa Indonesia secara luas di intruksikan oleh penjajah Belanda
Ketiga hal ini memberi kemudahan kepada
bangsa kita, khusunya para pejuang, untuk
merealisasi Indonesia merdeka.
C. Masa Perjuangan Bangsa
Perjuangan
bangsa Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang merdeka dan
mengisimya agar menjadi jaya adalah panjang sekali. Perjuangan itu yang dimulai
dari zaman kerajaan, sudah dikumandangkan, nilai-nilai keprajuritan sudah
ditanamkan, dan sangat membela kerajaan sudah dikobarkan. Walaupun perjuangan
ini bersifat kedaerahan, namun nilai semangat juang itu sudah cukup besar
artinya bagi generasi yang mewarisi sejarah itu.
Perjuangan yang
bersifat daerah itu berubah menjadi perjuangan bangsa sejak didirikannya:
pertama, Budi Utomo pada tahun 1908.Pada waktu D.r. Wahidin Sudirohusodo
mendirikan Budi Utomo, maka pada tahun 1913 beliau mendirikan Darmawara atau
Studi fonds. Gerakan ini dibantu oleh pemerintah.Kedua, Budi Utomo mengusulkan
agar sekolah dasar yang lamanya 3 tahun dijadikan 4 tahun. Selanjutnya, untuk
kota-kota pendidikan untuk rakyat ini lamanya 5 tahun. Ketiga, mengusulkan agar
pemerintah mendirikan HIS sehingga anak-anak bu,mi putra dapat melanjutkan
pelajaran seperti anak-anak Belanda yang memperoleh pendidikan a-la Barat.
Untuk melaksanakan cita-cita tersebut, Budi Utomo mendirikan 3 sekolah netral,
yaitu di Solo dan dua buah di Yogyakarta.
Pada tahun 1918,
pendidikan Budi Utomo telah berkembang semakin pesat[1],
antara lain denagan dibukanya Kweekshooh di Jawa Tengah, kemudian mendirikan
sekolah guru kepandaian putrid untuk sekolah Kartini. Demikian pula didirikn 6
buah normal school untuk sekolah angka 2 disampng dua buah normal school khusus
untuk putrid. Dalam rangka
pendidikan di desa-desa, didirikanlah 10 kursus guru desa. Demikianlah, pada
tahun itu sekolah-sekolah Budi Utomo telah berkembang menjadi “sekolah angka 2”
bertambah 60 buah, SD bertambah 400, dan mendirikan sekolah peralihan pada 20
sekolah angka 2.
Sugondo
Djojopuspito,ketua kongres pemuda, mengatakan bahwa tujuan kongres pemuda 1
tahun 1926 ialah untuk memajukan paham persatuan kebangsaan, serta mengeratkan
hubungan antara semua perkumpulan kebangsaan. Atau dengan kata lain apabila
kongres pemuda 1 bertujuan menyiarkan perasaan persatuan Indonesia, maka tujuan
kongres pemuda II tahun 1928 ialah menguatkan perasaan persatuan kebangsaan
pemuda Indonesia.
Betapa eratnya
perjuangan nasional dan pendidikan nasional dapat kita lihat pula dalam
perkembangan perhimpunan Indonesia di Belanda. Dalam pidato pembelaan Bung Hatta
bulan Juli 1927 di pengadilan Den Haag, beliau mengusulkan supaya ada perbaikan
dalam berbagai bidang social antara lain:
(1) perlu diadakan undang-undang social. Segera dihapuskannya puenale sanksi dan supaya jam
kerja sehari dibatasi 8 jam.
(2) Menghapuskan
sama sekali praktek riba karena praktek ini sangat memlaratkan rakyat.
(3) Pembinaan
pendidikan nasoinal.
(4) Perbaikan
derajat rakyat. Kemajuan berfikir dan penglihatan para mahasiswa kita yang belajar di Belanda pada
waktu itu memang sangat jauh menjangkau masa depan bangsa kita.
Budi
Utomo dirintis olehWahidan, seorang bangsa Indonesia yang sempat mendapatkan
pendidikan di perguruan tinggi waktu itu. Mula-mula ia mendirikan Yayasan Dana
belajar dengan maksud agar lebih banyak bangsa Indonesia dapat berkesempatan
belajar dan untuk mempertinggi kebudayaan Indonesia.
Pendidikan pada zaman penjajahan Belanda
dapat dikatakan tidak menguntungkan bangsa Indonesia. Pada waktu itu terjadi dualisme dalam pendidikan
yaitu:
1. Sistem pendidikan untuk anak-anak
orang Belanda dan orang-orang Eropa lainnya. Sistem pendidikan ini lengkap
mulai dariSD sampai SMA dan lulusannya dapat hak untuk meneruskan ke Eropa.
2. Sistem pendidikan untuk
anak-anak orang Indonesia, yaitu sebagian besar SD 3 tahun, dan beberapa
SD 5tahun. Dan lulusannya dimaneaatkan untuk menjadi pegawai-pegawai pemerintah
jajahan yang dibayar murah.
Berkat perjuangan
bangsa Indonesia yang gigih dan kemudian muncul politik etis, jumlah
lembaga pendidikan diperbanyk dan jenjangnya ditingkatkan serta lebih beragam.
Sampai perguruan tinggi pin didirikan yaitu kedokteran dan hokum. Tetapi hanya
sejumlah kecil bangsaIndonesia yang sempat menikmatinya.
Seorang tamatan kedokteran pada
perguruan tinggi di atas adalah Wahidin, yang setelah mendirikan Yayasan Dana
Belajar, meneruskannya dengan mendirikan Budi Utomo karena mendapat sambutan
hangat dari mahasiswa. Pergerakn kebangsaan yang bersifat nasional dimulai dari
kalangan warga kampus, yaitu alumni dan para mahasiswa.
Ciri-ciri
organisasi Budi Utomo adalah:
1. Dasar
organisasi adalah kebudayaan.
2. Tujuannya
adalah untuk memajukan bangsa Indonesia dalam segala bidang kehidupan, terutama
kebudayaan.
3. Pimpinan adalah
orang-orang Indonesia yang bukan pelajar.
Salah satu usaha
organisasi ini adalah mendirikan sekolah-sekolah swasta,
untuk menghidupkan dan menggalang rasa kebangsaan, cinta kebudayaan
sendiri, melestarikan dan mengembangkannya. Kesadaran akan makna dan manfaat
organisasi pergerakan kebangsaan makin lama makin meningkat. Akibatnya, organisasi-organisasi
yang senada dengan Budi Utomo banyak bermunculan seperti serikat dagang,
perkumpulan pemuda, dan artai politik.
Perjuangan kebangsaan
semakin meningkat sejak dilakukannya sumpah pemuda tahun1928. Dari isi sumpah
pemuda ini kelihatan bahwa persatuan bangsa Indonesia semakin kuat,
karena merasa diikat oleh negara, bangsa, dan bahasa yang satu
yaitu Indonesia.
Perjuangan melawan penjajah tidak pernah
padam, perjuangan berlangsung terus dari waktu ke waktu. Proses perjuangan
seperti ini menempa jiwa seseorang untuk berjiwa patriotic. Jiwa patriotic
memiliki nilai-nilai 45 dan serangan 45.
Nilai-nilai 45
dapat diwujudkan antara lain:(menurut Gema,1988 dan Surono, 1988)
1. Berani
berbuat 4. Rela berkorban
2. Kompak
bersatu 5. Rasa senasib sepenanggungan
3. Pantang menyerah 6. Patuh
kepada pemimpin
7. Kendahulukan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi
8. Cinta akan kebenaran dan
keadilan
9. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Nilai-nilai di atas
bila sudah dipahami dan dihayati akan dapat membentuk jiwa 45. Selanjutnya
orang yang telah memiliki jiwa 45 itu akan mempunyai semangat 45. Sehingga
dikatakan bahwa semangat 45 adalah perwujudan dinamis atau ekspresi dari jiwa
45 yang membangkitkan kemauan untuk berjuang (Surono, 1988).
Ada beberapa segi posotif pada
zaman penjajahan Jepang yang merupakan angin segar bagi para pejuang
bangsa. Segi-segi positif
yaitu:
1. Jepang memberikan pendidikan
militer kepada para pemuda Indonesia, dengan maksud memperkuat pertahanan
mereka. Namun pendidikan ini secara tidak langsung memberikan bekal kepada para
pejuang bangsa dalam bidang keprajuritan untuk mewujudkan cita-cita merdeka.
2. Menghapus dualisme pendidikan
penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi setiap
orang. Sehungga bukan hanya kelompok-kelompok tertentu yang dapat menikmati
pendidikan, melainkan semua lapisan masyarakat.
3. Pemakaian
bahasa Indonesia secara luas diinstruksikan oleh penjajah Jepang.
Bahasa Indonesia mulai dipakai di lembaga-lembaga pendidikan, di kntor-kantor,
dan dalam pergaulan sehari-hari.
Ketiga hal ini memberi
kemudahan kepada bangsa kita, khususnyapara pejuang, untuk merealisasi
Indonesia merdeka. Dan hal ini terbukti dengan proklamasi kemerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Perjuangan bangsa Indonesia tidak sampai di situ.
Sebab gangguan terhadap Indonesia merdeka masih ada yaitu berupa tindakan
militer para penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia, tindakan
sekelompok orang yang ingin membuat negara sendiri, tindakan orang yang tidak merasa
puas, pertentangan paham diantara bangsa sendiridan lain-lain. Semua gangguan itu secara relatif dapat diatasin
berkat semangat 45. Nilai-nilai perjuangan semangat 45 yaitu tidak pantang
mundur, penuh pengabdian, dan jauh dari rasa egoisme memegang peranan penting.
Perjuangan bangsa
dalam mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan dapat disarikan sebagai
berikut:
1. Perjuangan bersifat nasional
2. Perlunya persatuan dan kesatuan
bangsa
3. Demokrasi dalam bidang
pendidikan
4. Bahasa Indonesia diberlakukan
diseluruh Nusantara
5. Meningkatkan kebudayaan
bangsa Indonesia
6. Munculnya
nilai-nilai 45
7. Terjadinya
individu-individu yang berjiwa dan bersemangat 45
D. Masa Pembangunan
Setelah
Indonesia merdeka, masalah dalam negeri sudah mulai reda, pembangunan untuk
mengisi kemerdeaan mulai di gerakan. Pembangunan di laksanakan serentak pada
berbagai bidang, baik spiritual maupun material. Prioritas masa pembangunan,
prioritas pertama jatuh pada pembangunan bidang ekonomi. Rasionalnya ialah karena bidang ekonomi memegang peranan penting dalam
memajukan suatu bangsa dan negara.
Untuk mencapai maksud
di atas, maka di kembangkan kebijakan link and match di bidang pendidikan.
Konsep keterkaitan dan kepadanan ini di jadikan srategi operasional dalam
meningkatkan relevansi pendidikan. Arti konsep ini adalah:(link and match.
1993)
1. Link berati pendidikan
2. Match berati lulusan
Inovasi-inovasi
pendidikan juga sudah di laksananakan untuk mencapai sasaran pendidikan yang
diinginkan, beberapa inovasi yang telah di lakeanakan antara lain
adalah(Tilaar, 1996). PPSP yang mencobakan belajar dengan modul, SD pamong
yaitu pendidikan aneara masyarakat, orang tua, dan guru, yang hilang dari
peredaran setelah muncul SD inpres untuk mengejar target kuantitatif atau
pemerataan pendidikan. Inovasi-inovasi
ini gagal antara lain karena hanya merupakan imitasi dari praktek-praktek dan
pemikiran dunia barat.
Sementaa itu
alisyahbana(1990) mengemukakan ada tiga macam pesimisme di kalangan para ahli
pendidikan. Pesimisme yang di maksud adalah:
1. Pemerintah seolah-olah belum
memiliki political will yang kuat untuk memperbaiki
pendidikan.
2. Orang indonesia memiliki
budaya begitu lamban melakukan transpormasi sosial, yang sangat perlu untuk
mengadakan adaptasi terhadap dunia yang berubah begitu cepat.
3. Seolah-olah sulit munculnya
tokoh pemikir yang berani menyusun dan memperjuangkan konsep-konseo yang
bertalian dengan pendidikan nasional yang mungkin tidak sejalan dengan
keinginan pada birokrat yang berkuasa.
Deklarasi konfensi nasional pendidikan
dua tahun 1992 mengatakan bahwa
1. Tealisasi tanggung jawab antara
keluarga masyarakat, dan pemerintah, belum terwujud secara menyeluruh dan
bahkan belum di hayati sepenuhnya oleh semua pihak.
2. Di perlukan political will dan
pola pembangunan seperti itu untuk daerah terpencil belum terwujud.
3. Penanaman nilai-nilai budaya maupun
agama tidak cukup melalui bidang studi saja seperti keadaan sekarang, melainkan
melalui semua bidang studi secara integrative.
Lebih jauh Buchori (1990) mengemukakan ada
beberapa kesenjangan terjadi dalam dunia pendidikan kita.
- kesenjangan okupasional, yaitu kesenjangan antara jenis pendidikan atau sifat akademik dengan tugas-tugas yang akan di lakukan dalam dunia pendidikan.
- Kesenjangan akademik, artinya mpengetahuan-pengetahuan yang di terima di sekolah acap kali tidak bermanfaat dalam kehidupah sehari-hari.
- Kesenjangan cultural, hal ini terjadi karena masih banyak lembaga pendidikan menekankan pengetahuan klasik dan humaniora.
- Kesenjangan temporar, ialah kesenjangan antara wawasan yang di miliki dengan wawasan dunia sekarang.
Pembanguinan di bidang
pendidikan masih banyak menghadapi hambatan, yang membuat lurusanya kurang
memadai.dampak dari kondisi seperti ini adalah pembangunan secara keseluruhan
tidak dapat di lewati dengan lancar. Memang benar pembangunan pendidikan secara
kuantitatif dapat di pandang sudah berhasil dengan selesainya wajib belajar
enam tahun. Pembangunan pendidikan berdasarkan tap MPRS RI no xxv/11/ 1946
pelita, tujuan pendidikan: membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan
ketentuan-ketentuan sifat yang di kehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD
1945.
Untuk mencapai dasar dan tujuan
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. memperanggung jawabkan mental/
moral/ Budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama..
2. Mempertanggung jawaban
kecerdasan dan keterampilan membina / memperkembangkan fisik yang kuat dan
sehat.
Salah satu dampak dari hasil pembangunan
yang tidak seimbang itu adalah:
- munculnya kenakalan dan perkelahian anak-anak muda dari sana-sini
- maraknya kolusi di barbagai kalangan
- tingginya tingkat korupsi
Ada segi-segi keberhasilan
pembangunan yang menonjal yaitu:
1. kesadaran masyarakat tentang
pentingnya melaksanakan ajaran agama sudah meningkat dengan pesat
2. persauan dan kesatuan bangsa
tetap terkendali
3. Perumbuhan
ekonomi Indonesia meningkat tinggi sampai mencapai 7%
Masalah dalam masa pembangunan
pendidikan
- Pemerintah belum kuat untuk memperbaiki pembangunan
- Tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah dalam pendidikan belum terealisasi secara menyeluruh
- Sulit menemukan tokoh pemikir dalam bidang endidikan
- Konsep-konsep inovasi pendidikan bersumber dari dunia barat
- Penanaman nilai budaya dan agama tidak cukup melalui bidang studi tertentu
- Sekolah menengah umum kebih banyak daripada sekolah kejuruan
- Masyarakat lamban melakukan traspormasi sosial untuk beradaptasi dengan era global.
Pembangunan dalam PJP-1 diidentifikasi
dalam kategori permasalahan:
- sarana dan prasarana pendidikan
- kualitas dan inovasi pendidikan
- ketenaga kerjaan
- kurikulum
- Profesiolisme
- pembiayaan pendidikan
7.perencanaan dan manajemen sistem pendidikan nasional.
E.
Masa Reformasi
Pada masa reformasi, sistem pendidikan mulai berubah,
yang didahului oleh perubahan Undang-Undang Pendidikan. UU ini menginginkan
sistem pendidikan sentralisasi berubah menjadi desentralisasi.
Instrumen-instrumen untuk mewujudkan desentralisasi pendidikan yaitu MBS
(Manajemen Berbasis Sekolah), Life Skills (lima keterampilan hidup) dan TQM
(Total Quality Management). Pemerintah juga menciptakan kelompok-kelompok
masyarakat yang independen untuk membantu pendidikan agar mampu mandiri seperti
Dewan PendidikanndannKomitenSekolah.
Di samping itu pemerintah juga mengubah istilah
pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah menjadi pendidikan jalur formal,
nonformal dan informal. Pendidikan nonformal sangat berperan dalam
mengembangkan keterampilan warga belajar untuk mampu bekerja di masyarakat
sedangkan pendidikan informal di masyarakat dan dalam keluarga sangat berperan
dalam mengembangkan afeksi atau kepribadian, sikap,moral dan mental anak-anak.
F. Dampak konsep pendidikan
Dampak konsep
pendidikan berkaitan dengan sistem pendidikan nasional yang merupakan satu
keseluruhan yang terpadu pada semua satuan dan kegiatan pendidikan yang saling
berkaitan untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sistem
pendidikan nasional dan ketenaagakerjaan mempunyai keterkaitan multi dimensial.
Syarat kurikulum: disusun dengan jenis
sekolah dan rencana pelajaran yang sesuai dengan R.I. Metode yang digunakan
dengan metode sekolah kerja, Pengajaran agama diperhatikan tanpa mengurangi hak
bagi warga negara yang mempunyai keyakinan berlainan. Di Indonesia dalam sistem
pendidikan telah dilakukan berbagai percobaan untuk system pendidikan khususnya
kurikulum dan tujuan seperti tertera dibawah ini:
a. Kurikulum rencana 1960 berdasarkan
MPRS no.11/ MPRS/1960
Pendidikan ditujukan untuk memiliki ahlak yang tinggi,ketenaga kerjaan
semua bidang, tingkatan.pengembangan kebudayan nasional, penggerak seluruh
kekuatan rakyat.
b.Kurikulum 1984
Ditujukan untuk kebudayaan ( etika, estetika, keterampilan, nilai moral dan
spiritual), menyeluruh pendidika untuk seumur hidup, terpadu pendidikan sekolah
dan luar sekolah merupakan keterpaduan dengan sistem pendidkan nasional.
c.Kurikulum 1968
Mempertingginmental,nmoralnbudinpekerti,nmemperkuatnkeyakinan beragama,, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan,
d.Kurikulum 1994 menyediakan untuk
pembangunan nasional
Masalah yang berkaitan
dengan sistem pendidikan nasional dan tenaga kerja
- Koordinasi
Berdasarkan intruksi presiden no. 15 tahun 1974 tentang pokok pelaksanaan
pembinaan, pendidikanlatihan diatur lengkap mengenai tugas dan tanggung jawab
pembinaan oleh pemerintah maupun swasta.
Ketua lembaga Administrasi negara bertanggung jawab atas pembinaan
pendidikan dan latihan khusus, namun kelihatan hingga saat ini pelaksanaan dari
keputusan presiden dan intruksi presiden boleh dikatakan nihil.
2. link dan match
(keterpaduan daan keterkaitan ) ( wardiman djonegoro, issues and challengs
in educational development: cooperation dan linkage.
Artinya Keterpadan dan kesesuaian antara program pendidikan dan kebutuhan
tenaga kerja harus memiliki kesesuaian sehingga tidak mengalami kesenjangan..
dalam kaitan ini departemen tenaga kerja harus memberikan informasi kebutuhan –
kebutuhan akan jenis - jenis pekerjaan di semua sektor ekonomi baik dalam
jangka panjang maupun dalam jangka pendek sehingga bisa disesuaikan dengan
kurikulum nasional.
- Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelatihan
Dampak konsep pendidikan
seperti tertera dibawah ini:
1.Pendidikan
diharapkan bertujuan dan mampu:
- Mengembangkan potensi peserta didik
- Mengembangkan kepribadian harmonis
- Mengembangkan kepribadian anak secara bebas dan wajar
- Menegmbangkanbakatmasing-masing
- Mengembangkan aspek kemanusiaan
- Membuat hidup anak mandiri , menghargai dan bersedia bekerja keras
2.Proses belajar mengajar materi belajar
yang dihararkan:
- Materi disesuaikan dengan perkembangan anak
- Belajar dengan alat peraga
- Diharuskan adanya pelatihan
- Guru harus mengabdi pada anak-anak
3. Melaksanakan metode global untuk
pelajaran bahasa
4. Ada kalanya pelajaran
diberikan dalam bentuk tugas – tugas
5. Khusus dalam bidang keilmuan
- Anak –anak harus aktif mencari sendiri
- Dicari dilapangan
- Dengan metode induktif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Umur sejarah pendidikan dunia sudah panjang sekali. Mulai dari zaman purba
dan zaman yunani purba, kemudian zaman hellenisme tahun 150-500 SM, ke zaman
pertengahan tahun 500-1500-an, zaman reformasi dan kontra reformasi pada tahun
1600-an. Sejarah pada zaman purba Pendidikan pada zaman ini belum banyak
memberikan kontribusinya kepada pendidikan pada zaman sekarang
Perjuangan
bangsa Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang merdeka dan
mengisimya agar menjadi jaya adalah panjang sekali. Perjuangan itu yang dimulai
dari zaman kerajaan, sudah dikumandangkan, nilai-nilai keprajuritan sudah
ditanamkan, dan sangat membela kerajaan sudah dikobarkan. Walaupun perjuangan
ini bersifat kedaerahan, namun nilai semangat juang itu sudah cukup besar
artinya bagi generasi yang mewarisi sejarah itu.
Sistem pendidikan
nasional dan ketenaagakerjaan mempunyai keterkaitan multi dimensial. Syarat kurikulum:
disusun dengan jenis sekolah dan rencana pelajaran yang sesuai dengan R.I. Metode
yang digunakan dengan metode sekolah kerja, Pengajaran agama diperhatikan tanpa
mengurangi hak bagi warga negara yang mempunyai keyakinan berlainan.
B.
NSaran
Alangkah luas ilmu
Allah. Jika lautan dijadikan tinta, dan seluruh tumbuhan yang ada di muka bumi
ini dijadikan pena, maka tidak akan cukup untuk menuliskannya. Itulah ilmu
Alah.
Beberapa referensi,
sumber dan literatur, telah kami kumpulkan dan kami jadikan bahan dalam
menyusun makalah ini. Akan tetapi, kekurangan sudah menjadi barang tentu. Karena
ini hanyalah sedikit dari ilmu Allah.
Untuk menutupi
kekurangan sekaligus menjawab kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan makalah
ini, kami menyarankan sekaligus merekomendasikan agar pembaca langsung membaca
dan merujuk pada sumber yang kami gunakan. Untuk itu, dalam makalah ini, kami
sertakan daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.
Made Pidarta. Landasan pendidikan. 2000. Jakarta.PT. Rineka Cipta.
wah, disini ada makalah sejarah juga..
BalasHapusXD